PeluangNews, Jakarta – Sebanyak 16.078 warga binaan di seluruh Indonesia mendapat remisi khusus Natal 2025.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, menjelaskan bahwa pengurangan hukuman terhadap mereka dibagi menjadi dua kategori yakni remisi khusus Natal untuk 15.927 narapidana. Sebanyak 151 anak binaan lainnya mendapat pengurangan masa pidana (PMPK) khusus Natal.
“Ini bukan sekadar pengurangan masa pidana, tetapi merupakan bentuk apresiasi atas prestasi, dedikasi, dan kedisiplinan dalam mengikuti pembinaan,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (25/12/2025).
Dia mengungkapkan dari belasan ribu warga binaan yang mendapatkan remisi, total ada 174 narapidana yang langsung dinyatakan bebas.
“Dari jumlah tersebut, 174 Narapidana langsung bebas setelah memperoleh RK (remisi khusus),” ujarnya.
Menurut Agus, kebijakan remisi dan PMP merupakan langkah pemerintah menjamin hak warga binaan termasuk warga binaan Kristen dan Katolik.
Dari sisi kelembagaan, kebijakan ini turut membantu menciptakan iklim pembinaan yang lebih kondusif serta mengurangi kepadatan di Lembaga Pemasyarakatan dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak.
“Ini instrumen pembinaan untuk mendorong perilaku yang lebih baik, memperkuat motivasi, serta menyiapkan warga Binaan agar siap kembali dan berperan positif di tengah masyarakat,” papar Agus.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi menambahkan para warga binaan yang menerima pengurangan hukuman ini sudah layak berdasarkan persyaratan yang ada.
Syarat penerima remisi ini, tambahnya seraya, merinci, menyasar warga binaan yang berkelakuan baik, aktif mengikuti program pembinaan, dan menunjukkan penurunan risiko.
Dikatakan, pemberian RK dan PMPK Natal juga berkontribusi terhadap efisiensi anggaran negara sebesar Rp9,4 miliar.
“Total penghematan biaya makan narapidana dan anak binaan tercatat sebesar Rp9.478.462.500,” ucap Mashudi, menutup. []
