hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

100-an Spot Paralayang Tersebar di Tanah Air

Kegiatan paralayang makin gencar dipromosikan sebagai salah satu wisata petualangan sejak 1995, meski belum secara masif diketahui masyarakat. Wisata petualangan ini mulai dikenal dan mengalami peningkatan peminat sejak 2005.

SEBUAH data penting dan menarik dikemukakan Gendon Subandono. Dia pelopor paralayang Indonesia yang juga anggota Asosiasi Penerbangan Tandem dan Paralayang Indonesia (APTIPI). Dia menyebut, Indonesia memiliki lebih dari 100 spot paralayang yang dapat dan layak dikembangkan. “Sampai akhir 2020, setidaknya terdapat lebih dari 100 spot istimewa untuk paralayang .Lokasinya tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Baik di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, maupun Papua,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Gendon Subandono dalam webinar Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan”, 14 Januari tahun silam.

Dari jumlah tersebut, menurut Gendon, hanya ada 15 lokasi yang sejatinya menjadi tulang punggung perkembangan wisata paralayang. Enam lokasi di antaranya berada di Bali dan dipegang oleh empat operator wisata paralayang. “Di Puncak, Jawa Barat, sendiri menjadi salah satu spot yang masif juga untuk perkembangan wisata. Sulawesi, di Manado, dan di Sulawesi Tengah perkembangannya juga bagus,” tuturnya. Ada juga lokasi wisata paralayang di Kemuning, Sidomukti, dan Gunung Banyak.

Gunung Banyak di Jawa Timur, kata Gendon, menjadi lokasi wisata paralayang karena diawali dari Pekan Olahraga Nasional (PON) XV. Selain atlet paralayang dari berbagai daerah yang tengah berlatih di Bukit Paralayang Watugupit, Bantul, Yogyakarta, tempat ini juga menjadi destinasi wisata di kalangan wislok. Lokasi lain yang bisa didorong untuk lebih maju, ujar Gendon, adalah Sumatera Barat (Sumbar). Daerah ini memiliki cukup banyak spot paralayang potensial untuk dikembangkan.

Selain menjadi tempat wisata, Bukit Paralayang sebelumnya merupakan tempat berlatih atlet paralayang dari berbagai daerah. Meski spot paralayang yang ada tidak sebanyak di Gunung Banyak, Puncak, atau Bali, Sumbar menurut Gendon memiliki potensi yang besar. Lokasinya ada di Danau Maninjau, Danau Singkarak, dan di beberapa tempat lain yang cukup bias diandalkan. “Di Danau Toba punya tempat yang banyak dan sangat berpotensi untuk dikembangkan,” ujarnya.

Satu hal, semakin dikembangkannya lokasi wisata paralayang, semakin maju lokasi tersebut dan dapat dijadikan sebagai destinasi wisata baru. Sebab, lanjut Gendon, paralayang merupakan atraksi wisata yang menarik mata banyak pengunjung. Ini berbeda dengan wisata olahraga lainnya. “Paralayang bisa jadi atraksi tambahan agar pengunjung di destinasi wisata bisa lebih banyak yang datang,” ucapnya.

Kegiatan paralayang semakin giat dipromosikan sebagai salah satu wisata petualangan sejak 1995, meski belum secara masif diketahui masyarakat. Meski begitu, Gendon mengatakan bahwa wisata petualangan tersebut mulai dikenal dan mengalami peningkatan peminat sejak 2005 hingga sekarang.

Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan wisata paralayang merupakan hasil dari para pelaku paralayang yang selalu gigih mengembangkan lokasi penerbangan agar semakin banyak. “Kegiatan kita berkembang secara hobi dan olahraga saja. Tapi mulai dari 2000-an, dari sisi prestasi ada lonjakan tajam karena masuk PON,” kata Gendon. “Tahun 2000-2019 itu prestasi paralayang Indonesia cukup meningkat tajam. Dari sisi pariwisata, kegiatan wisata sudah mulai sejak 1995. Hanya memang jadi masif setelah mmemasuki tahun 2005,” tuturnya.●

pasang iklan di sini